“Ini tantangan serius. Meski ada program pemulihan ekonomi pascapandemi, pengangguran tetap menjadi masalah krusial,”
PERSADA KITA.ID| JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menegaskan bahwa perayaan Hari Buruh harus menjadi refleksi bersama untuk mengatasi persoalan pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan solusi berkelanjutan.
“Hari Buruh tidak sekadar demonstrasi, tapi harus jadi momentum perubahan nyata bagi pekerja, terutama dalam penanganan pengangguran dan upah layak,” ujar Bamsoet di Jakarta, Kamis (1/5/25).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2024, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia mencapai 5%, dengan angka lebih tinggi di kalangan pemuda (15-24 tahun). Bamsoet menyoroti fenomena “sarjana menganggur” sebagai bukti ketidaksesuaian antara lulusan pendidikan dan kebutuhan industri.
“Ini tantangan serius. Meski ada program pemulihan ekonomi pascapandemi, pengangguran tetap menjadi masalah krusial,” ujarnya.
Bamsoet juga menyoroti upah minimum yang dinilai belum memadai. Sebagai contoh, Upah Minimum Provinsi (UMP) 2025 di Jawa Barat (Rp2,19 juta), Jawa Tengah (Rp2,16 juta), dan Jawa Timur (Rp2,03 juta) dinilai tidak sebanding dengan inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Survei Universitas Indonesia menunjukkan lebih dari 40% pekerja sektor informal masih berpenghasilan di bawah standar hidup layak,” paparnya.
Ia menambahkan, tingginya pengangguran memicu pekerja menerima upah rendah, memperburuk kondisi pasar kerja. “Ini siklus yang harus diputus dengan kebijakan konkret,” tegas Bamsoet. (JEMS)