“Satgas ini akan menjadi garda depan untuk menutup celah masuknya barang ilegal sekaligus menjaga stabilitas ekonomi nasional.”
PERSADA KITA.ID | Kepulauan Riau – Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan operasi terpadu Jaring Sriwijaya dan Jaring Wallacea dalam menggagalkan 16 aksi penyelundupan selama semester pertama 2025. Operasi yang melibatkan multiinstansi ini berhasil menyelamatkan potensi kerugian negara hingga Rp15 triliun dan mencegah peredaran barang ilegal seperti narkotika, pasir timah, serta rokok ilegal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Brigjen Pol. Irwansyah, Asisten Deputi Bidang Penanganan Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga kedaulatan maritim Indonesia.
“Kemenko Polkam mengapresiasi capaian DJBC dan mendorong patroli terpadu berkelanjutan sebagai respons terhadap ancaman penyelundupan yang semakin terorganisir,” tegas Irwansyah dalam Penutupan Operasi Terpadu Semester I 2025 sekaligus Launching Satgas Khusus Pemberantasan Penyelundupan di Kantor Wilayah DJBC Kepulauan Riau, Rabu (30/7/2025).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dirjen Bea dan Cukai, Letjen TNI (Purn) Djaka Budhi Utama, dan dihadiri pimpinan unit DJBC se-Indonesia. Kehadiran Kemenko Polkam menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat pengawasan laut serta sinergi penegakan hukum di wilayah rawan penyelundupan.
Selama periode 1 Mei–7 Juli 2025, operasi ini berhasil menindak penyelundupan:
2 ton sabu dari kapal MV Sea Dragon Tarawa (selamatkan 51 juta jiwa dari penyalahgunaan narkotika).
Rokok ilegal, tekstil, dan pasir timah yang merugikan pasar domestik.
Komoditas bahan pokok yang diduga melanggar regulasi perdagangan.
Pembentukan Satuan Tugas Khusus Pemberantasan Penyelundupan menjadi sorotan utama. Irwansyah menyatakan, “Satgas ini akan menjadi garda depan untuk menutup celah masuknya barang ilegal sekaligus menjaga stabilitas ekonomi nasional.”
Operasi ini juga memperkuat kebijakan Poros Maritim Dunia, dengan fokus pada peningkatan pengawasan di wilayah perairan strategis seperti Selat Malaka dan Laut Natuna. JM