“Pembangunan bukan hanya tentang fisik, tapi tentang manusia yang hidup di dalamnya”
Bupati H. Yusran Akbar
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
KONAWE – PERSADAKITA.ID
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kabupaten sebagai langkah strategis dalam merancang arah pembangunan daerah. Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, didampingi Wakil Bupati H. Syamsul Ibrahim, secara resmi membuka acara tersebut pada Kamis (10/4/2025) lalu di Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran eksekutif dan legislatif, termasuk Ketua DPRD Konawe, Sekda Konawe, serta kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Turut hadir tokoh masyarakat, akademisi, dan perwakilan kelompok peduli pembangunan, menunjukkan komitmen kolaboratif dalam mewujudkan “Konawe Bersahaja”—visi pembangunan yang berdaya saing, sejahtera, adil, dan berkelanjutan.
Pembangunan Berbasis Kebutuhan Rakyat
Dalam pidato pembukaannya, Bupati Yusran Akbar menegaskan bahwa perencanaan pembangunan harus berorientasi pada manfaat konkret bagi masyarakat.
“Apa yang kita rancang hari ini harus menyentuh langsung kehidupan rakyat, mulai dari petani hingga pelaku UMKM,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya keselarasan program daerah dengan agenda nasional, khususnya Astacita Presiden Prabowo-Gibran, sambil tetap mengadaptasi kebutuhan lokal.
“Konawe harus jadi contoh bagaimana pembangunan daerah bisa sejalan dengan kebijakan pusat, tapi tetap mempertahankan kearifan lokal,” ujar Yusran.
Delapan Prioritas Pembangunan Konawe: “Pemerataan, Kemandirian, dan Kesejahteraan Bersama”
Kabupaten Konawe menapaki babak baru pembangunan dengan delapan prioritas strategis yang digariskan Bupati H. Yusran Akbar. Dalam Musrenbang ini, Yusran memaparkan visinya untuk mewujudkan Konawe yang mandiri pangan, unggul SDM, infrastruktur merata, dan ekonomi berbasis lokal—semuanya dikemas dalam pendekatan berkelanjutan dan inklusif.
1. Ketahanan Pangan dan Energi: Dukungan Nyata untuk Petani
Dengan hamparan sawah seluas 36 ribu hektar, Konawe berpotensi menjadi lumbung pangan regional. Bupati Yusran menegaskan perlunya kebijakan yang berpihak pada petani, termasuk pengadaan penggilingan padi tambahan.
“Dari 10 penggilingan baru, Rp50 miliar bisa mengalir ke petani,” ujarnya.
Tak hanya beras, jagung juga jadi komoditas andalan untuk mendukung industri pakan ternak terintegrasi.
2. SDM Unggul: Pendidikan dan Kesehatan sebagai Fondasi
“Setiap anak di Konawe berhak mendapat pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan memadai,” tegas Yusran.
Kolaborasi dengan universitas dan perusahaan lokal akan diperkuat untuk menyiapkan tenaga kerja kompeten. Salah satu terobosan konkret adalah program Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) yang menyasar 4.200 siswa, dengan anggaran bersumber dari pusat.
3. Infrastruktur Merata: Dari Jalan hingga Air Bersih
Pembangunan infrastruktur jadi tulang punggung pemerataan pembangunan. Yusran optimis proyek air bersih senilai Rp250 miliar yang akan menjangkau 14 kecamatan akan menjadi solusi krisis air.
“Ini solusi krisis air yang selama ini mengganggu masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, pembangunan jalan, jembatan, dan irigasi akan diprioritaskan, terutama di daerah terpencil.
4. Ekonomi Kerakyatan: UMKM dan Kreativitas Lokal
UMKM dan koperasi dinilai sebagai tulang punggung ekonomi yang tahan banting, terutama pascapandemi. Pemerintah akan memfasilitasi pelatihan, akses modal, dan pemasaran produk lokal.
“Ekonomi kreatif berbasis budaya juga jadi andalan,”tambah Yusran.
5. SDA Berkelanjutan: Pelabuhan Nikel dan Lingkungan
Konawe kaya nikel, namun pengelolaannya harus bijak. Rencana pembangunan pelabuhan muat di Soropia untuk pemuatan dan penjualan ore nikel dari Pondidaha dan Sonay-Puriala sedang dipersiapkan.
“Kita tak hanya mengangkut bahan mentah ore nikel di pelabuhan muat ini, tapi juga memastikan dampak lingkungan terkendali,” tegasnya.
6. Birokrasi Bersih: Pelayanan Cepat dan Akuntabel
Reformasi birokrasi dijalankan untuk memangkas prosedur berbelit dan korupsi.
“Pemerintah harus efektif melayani, bukan menghambat,” seru Yusran.
Digitalisasi layanan publik akan dipercepat untuk meningkatkan transparansi.
7. Budaya Lokal: Wisata Sejarah dan Revitalisasi Cagar Budaya
Makam Raja Lakidende dan Rumah Adat Laikambuu akan direvitalisasi sebagai destinasi wisata budaya.
“Ini bagian dari menjaga identitas Konawe,” ujar Yusran.
Gedung-gedung tua juga akan dialihfungsikan menjadi museum untuk memperkuat nilai sejarah.
8. Harmoni Sosial: Toleransi untuk Investasi
Stabilitas keamanan dan toleransi antarumat beragama disebut kunci menarik investasi.
“Forum Kerukunan Umat Beragama harus aktif menjaga kedamaian,” pesan Yusran.
Ia yakin, iklim kondusif akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kolaborasi untuk Konawe yang Lebih Baik
Musrenbang ini menjadi titik tolak penyusunan RKPD 2026. Yusran mengajak semua pihak bersinergi:
“Mari wujudkan Konawe yang berdaya saing, sejahtera, dan berkelanjutan.”
Dengan delapan prioritas ini, Konawe tak hanya membangun infrastruktur, tapi juga masa depan warganya.
“Pembangunan bukan hanya tentang fisik, tapi tentang manusia yang hidup di dalamnya.”
— Bupati H. Yusran Akbar
Penulis: Jems/Tim Liputan PersadaKita.ID
Editor: Redaksi PersadaKita.ID