Yang membuat pendekatan ini istimewa? Partisipatif. Selama dua bulan, sosialisasi digelar hingga ke tingkat RT/RW. Tidak ada pemaksaan. Tidak ada kebijakan sepihak. Semua keputusan lahir dari dialog, dari aspirasi pedagang, dari kebutuhan nyata warga.
Konawe, PERSADA KITA.ID – Matahari menyengat di Desa Anggopiu, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Namun, panasnya tak sebanding dengan semangat Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, ST, yang tampak blusukan menyusuri lahan calon Pasar Anggopiu (sebelumnya Pasar Rahabangga). Dalam kunjungan kerja yang spontan dan tanpa kesan formal ini, Bupati Yusran menunjukkan gaya kepemimpinan yang berbeda: langsung turun ke tengah masyarakat, Minggu (7/9/2025).

“Ini adalah wujud komitmen. Kita mulai transformasi Kabupaten Konawe dari hal paling fundamental: memuliakan ruang ekonomi rakyat,” tegas Bupati Yusran Akbar dengan semangat, didampingi Plt. Sekretaris Dinas PUPR Robin Hermasyah, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Suknip SP, MP, dan Lurah Puunaha Nanan Sarmanto, S.STP., MM., serta perangkat Desa Anggopiu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lokasi baru pasar rakyat ini, yang hanya berjarak 1 km dari lokasi lama, dipilih dengan sangat strategis. Tepat di seberang Jembatan Rahabangga dan berhadapan langsung dengan Tugu Permata (BWS Sultra) di perlintasan trans Sulawesi Unaaha-Lambuya, posisinya disebut Bupati Yusran sebagai salah satu “gerbang menuju wajah baru Kota Unaaha”.

Kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Bupati Yusran Akbar langsung memimpin rapat lapangan dan memberikan instruksi teknis yang jelas dan tegas. “Clearing area harus tuntas dalam tiga hari! Target tiga minggu pasar harus sudah beroperasi. Tidak ada negosiasi. Tim teknis harus bekerja cepat!” perintahnya dengan nada penuh komando.
Ia juga memastikan skema pembangunan yang efisien: los-lapak seragam, area parkir luas, jalan utama melebar, drainase yang mencegah genangan, dan TPS strategis untuk menjaga kebersihan. “Saya akan pantau langsung progresnya setiap minggu. Ini adalah proyek percontohan keseriusan kita membangun Alun-alun Kota Unaaha,” tambahnya.

Lebih dari sekadar relokasi, Bupati Yusran membawa visi besar untuk Konawe Bersahaja. Pasar Anggopiu sebagai penyangga ekonomi warga akan terintegrasi dengan Kompleks Alun-Alun Kota Unaaha yang megah, di mana di tengahnya akan berdiri gagah Monumen “Kalo Sara” — simbol filosofi Konawe yang Berdaya Saing, Sejahtera, Adil, dan Berkelanjutan.

“Alun-alun ini nantinya bukan sekadar taman. Ia akan menjadi jantung kota dan pusat ekonomi Konawe,” jelasnya. Rencananya, kawasan ini akan dilengkapi dengan taman hijau, masjid representatif, panggung seni, area bermain anak, jogging track, dan food court atau pujasera yang menjadi pusat kuliner.

Pendekatan pembangunannya pun partisipatif. Proses relokasi pasar ini telah melalui sosialisasi intensif selama dua bulan hingga ke tingkat RT/RW bersama para pelaku UMKM, mengedepankan dialog dan mendengarkan aspirasi langsung dari para pedagang dan warga.
Hari ini, di Desa Anggopiu, sebuah sejarah baru Pemerintahan Kabupaten Konawe ditorehkan. Di bawah kepemimpinan Bupati Yusran Akbar dan Wakil Bupati Syamsul Ibrahim, Unaaha perlahan melepaskan image “kota kecil” dan bergerak pasti menuju kota metropolitan yang layak jadi kota tujuan dan membanggakan. JM















