“Kami tidak hanya ingin menjadi produsen, tapi juga pusat pengolahan hasil pertanian bernilai tambah tinggi,”
PERSADA KITA.ID | JAKARTA – Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadi fokus utama dalam pertemuan strategis antara Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman, dan Bupati Konawe, Yusran Akbar, di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Pertemuan ini digelar untuk membahas percepatan investasi di sektor pertanian Sultra, dengan Konawe sebagai salah satu daerah prioritas mengingat perannya sebagai lumbung pangan utama di provinsi tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mentan Amran Sulaiman menegaskan, Sultra memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan pertanian nasional, terutama melalui pengembangan empat komoditas unggulan: padi, kakao, mete, dan tebu. “Dengan pengelolaan terintegrasi dan hilirisasi, daerah ini bisa memberikan dampak signifikan bagi ekonomi nasional,” ujar Amran.
Gubernur Sultra Andi Sumangerukka bersama Bupati Konawe H Yusran Akbar hadir beserta enam kepala daerah lainnya, termasuk Wali Kota Kendari Siska Karina Imran dan Bupati Kolaka Timur Abd Azis. Namun, Konawe mendapat perhatian khusus dalam rapat tersebut berkat kontribusinya sebagai penghasil beras dan hortikultura terbesar di Sultra.

“Konawe tidak hanya menyediakan pangan untuk Sultra, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Kami akan bergerak cepat menggandeng investasi dan terapan teknologi untuk mengoptimalkan potensi ini,” ungkap Bupati Yusran.
Sebagai bentuk dukungan memacu keberhasilan sektor pangan di Sulawesi Tenggara, Kementan akan memberikan bantuan berupa 100.000 bibit padi dan benih jagung, 100 unit traktor, 10 alat mesin panen dan pengembangan lahan sawah baru seluas 5.000–10.000 hektare**
“Ini adalah langkah awal untuk memperkuat kapasitas produksi sekaligus mendorong industrialisasi pertanian di Konawe,” jelas.

Bupati Yusran Akbar menyambut baik komitmen Kementan dan menyatakan kesiapan Konawe untuk menjadi lokomotif pertanian di Sultra. “Dengan dukungan teknologi dan infrastruktur dari pusat, kami akan meningkatkan produktivitas dan menarik lebih banyak investor,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta. “Kami akan libatkan petani, kelompok tani, dan UMKM agar manfaat pembangunan benar-benar dirasakan masyarakat,” tambah Yusran.
Dengan lahan subur dan iklim yang mendukung pertanian sepanjang tahun, Konawe memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu penyangga pangan nasional ke depan. Rencana tindak lanjut mencakup penyusunan skema pendanaan, pendampingan teknis, serta percepatan perizinan investasi.
“Kami tidak hanya ingin menjadi produsen, tapi juga pusat pengolahan hasil pertanian bernilai tambah tinggi,” tegas Yusran.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan stakeholder, Konawe siap menapaki babak baru sebagai jantung pertanian modern di Indonesia timur. (JM)