“Mari kita mulai perjalanan ini dengan diskusi berkualitas, masukan konstruktif, dan komitmen bersama,”
PERSADA KITA.ID| KONAWE – Suasana Hotel Nugraha pagi itu penuh dengan harapan dan tekad. Di hadapan ratusan tamu undangan, bupati Konawe, H. Yusran Akbar ST, secara resmi membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) RPJMD Kabupaten Konawe 2025-2029, Kamis (24/7/2025). Acara yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah provinsi, legislator, akademisi, tokoh masyarakat, hingga pelaku usaha ini menjadi momen penting untuk menentukan arah pembangunan Konawe dalam lima tahun ke depan.

Musrenbang RPJMD Konawe 2025-2029 dihadiri oleh perwakilan Gubernur Sulawesi Tenggara, Wakil Bupati Konawe, H Syamsul Ibrahim, SE MSi, Ketua DPRD, I Made Asmaya, Spd MM, kepala dinas, camat, lurah, kepala desa, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya. Acara ini menjadi tonggak penting dalam menentukan masa depan pembangunan Konawe di tengah dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita berkumpul hari ini bukan sekadar untuk menyusun dokumen administratif, tetapi untuk merancang masa depan Konawe yang lebih berkelanjutan,” ujar Yusran dalam pidato pembukaannya. Suaranya tegas, menggambarkan keseriusannya dalam menghadapi tantangan yang selama ini membayangi pertumbuhan ekonomi daerah.
Selama lima tahun terakhir, Konawe mencatat pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, bahkan termasuk salah satu yang tertinggi di Indonesia. Namun, di balik angka-angka gemilang itu, tersimpan sebuah paradoks yang memprihatinkan. “Kita tumbuh pesat, tetapi kesejahteraan masyarakat belum merata,” ungkap Yusran. Data menunjukkan, meski ekonomi melesat, porsi konsumsi rumah tangga justru menurun dari 54,34% menjadi 36,11%. Artinya, pertumbuhan itu belum sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat kecil.
Fakta lain yang mengkhawatirkan adalah tingginya ketergantungan Konawe pada sektor industri pengolahan. Lebih dari 75% pertumbuhan ekonomi disumbang oleh industri yang berorientasi ekspor. “Jika terjadi penurunan ekspor sebesar 20%, ekonomi kita bisa terkontraksi hingga 7%,” paparnya. Simulasi yang lebih ekstrem bahkan menunjukkan potensi penurunan pertumbuhan hingga 60% jika krisis global semakin dalam.
Visi dan Misi: Menjawab Ketimpangan dengan Pembangunan Inklusif
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah daerah menetapkan visi “Konawe yang Berdaya Saing, Sejahtera, Adil, dan Berkelanjutan”. Visi ini diwujudkan melalui enam misi strategis:
Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan kesehatan berkualitas.
Penguatan daya saing ekonomi dengan diversifikasi dan inovasi.
Optimalisasi tata kelola pemerintahan yang bersih dan efektif.
Penguatan ketahanan sosial budaya dan pelestarian kearifan lokal.
Pemerataan pembangunan infrastruktur desa-kota.
Implementasi pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Strategi Utama: Dari Hilirisasi hingga Pengentasan Kemiskinan
Empat strategi utama akan menjadi tulang punggung pelaksanaan misi tersebut:
Pertama, diversifikasi dan hilirisasi ekonomi. Sektor pertanian, industri, dan pariwisata akan dikembangkan secara terintegrasi. Di sektor pertanian, akan dilakukan pembukaan lahan baru, perbaikan irigasi, dan penerapan teknologi modern. Sementara industri akan didorong dengan pengembangan kawasan peternakan terpadu di tiga kecamatan.
Kedua, pengentasan kemiskinan terintegrasi. Program seperti balai latihan kerja, perluasan BPJS Ketenagakerjaan, beasiswa pendidikan, dan penguatan koperasi akan menjadi prioritas. “Kami juga akan meningkatkan honor aparatur desa dan memperbaiki sistem pendataan masyarakat miskin agar bantuan lebih tepat sasaran,” tegas Yusran.
Ketiga, transformasi digital pemerintahan. Layanan Smart Konawe akan diperluas untuk meningkatkan efisiensi pelayanan publik, sementara sistem reward and punishment bagi ASN akan ditingkatkan untuk mendorong akuntabilitas.
Keempat, penguatan keterkaitan antarsektor. Pembangunan sentra agrowisata, pengembangan pasar pangan di Abelisawa, dan pembangunan jembatan penghubung Morosi akan menjadi proyek strategis yang memperkuat konektivitas ekonomi.
Pembangunan Infrastruktur dan Pariwisata
Beberapa proyek infrastruktur besar juga akan dijalankan, termasuk pembangunan alun-alun Kota Unaaha sebagai ruang terbuka hijau dan pusat UMKM, serta pengembangan kawasan perikanan terpadu. Di sektor pariwisata, pemerintah akan mengintegrasikan budaya dan pariwisata melalui festival tahunan, pengembangan kawasan MTQ, dan pembangunan Museum Lai-Kambu.
Yusran menekankan bahwa transformasi ini tidak bisa dilakukan pemerintah sendirian. “Kami butuh partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat,” ujarnya. Ia mengajak semua pihak, mulai dari tokoh adat, akademisi, pelaku usaha, hingga generasi muda, untuk bersama-sama menulis sejarah baru Konawe.
Sebagai penutup, dengan mengucap “Bismillahirrahmanirrahim”, Yusran secara resmi membuka Musrenbang RPJMD Konawe 2025-2029. “Mari kita mulai perjalanan ini dengan diskusi berkualitas, masukan konstruktif, dan komitmen bersama,” tandasnya, mengakhiri pidato yang penuh semangat.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi panel yang menghadirkan berbagai narasumber, mulai dari perwakilan Bappeda Sulawesi Tenggara, akademisi, hingga praktisi pembangunan. Harapannya, dokumen RPJMD yang dihasilkan nanti benar-benar mampu menjawab tantangan sekaligus membawa Konawe menuju kemakmuran yang inklusif dan berkelanjutan. JM