“Bantuan ini merupakan bantuan pribadi H. Yusran Akbar untuk meringankan beban warganya,”
Konawe, PERSADA KITA.ID – Sebuah pemberitaan media mengenai kesulitan hidup yang dialami La Bade (seorang disabilitas fisik) dan istrinya yang juga memiliki masalah rabun penglihatan di Kelurahan Lawulo, Kec Anggaberi, Kab Konawe, Sulawesi Tenggara menjadi alarm kemanusiaan bagi Pemimpin Kabupaten Konawe, H. Yusran Akbar, ST. Tanpa menunggu lama dan berbelit birokrasi, sang Bupati langsung bergerak cepat dengan mengulurkan bantuan dari kocek pribadinya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bantuan tunai senilai Rp 5.000.000 (Lima juta rupiah) diserahkan secara langsung oleh perwakilan Bupati, yaitu Plt. Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Konawe, Robin Hermansyah, pada Rabu (17/9/2025). Penyerahan dilakukan tepat di depan rumah lapuk berbilik papan yang dihuni oleh keluarga tersebut.
“Bantuan ini merupakan bantuan pribadi H. Yusran Akbar untuk meringankan beban warganya,” tegas Robin Hermansyah usai menyerahkan bantuan. Namun, bantuan uang bukanlah satu-satunya. Robin juga menyampaikan instruksi khusus dari Bupati.

“Beliau juga menginstruksikan kepada kami untuk melihat secara langsung kondisi warganya tersebut. Dan yang utama, Bupati telah memerintahkan untuk segera membangunkan MCK senilai Rp 5 juta bagi keluarga ini. Tentunya hal ini adalah wujud kepedulian langsung yang beliau perintahkan untuk segera ditindaklanjuti,” tambah Robin.
Aksi cepat Bupati Yusran ini seperti menjawab keluh kesah yang tertuang dalam pemberitaan sebelumnya. Keluarga La Bade diketahui hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan. Mereka bertahan di rumah kecil tak layak huni dengan dinding papan yang telah lapuk dimakan usia dan cuaca.

Yang lebih memilukan, rumah tersebut sama sekali tidak memiliki fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Untuk sekadar buang air, keluarga ini terpaksa menumpang ke rumah tetangga, bahkan sesekali di semak-semak tak jauh dibelakang rumahnya. Sebuah kondisi yang sangat tidak manusiawi dan menyulitkan, terlebih dengan kondisi disabilitas yang dialami La Bade.
La Bade yang hanya bekerja serabutan di kebun sawit dengan penghasilan tidak menentu, dan istri yang penglihatannya mulai terganggu, selama ini seperti terabaikan dari program bantuan pemerintah. Pemberitaan media akhirnya menjadi jembatan yang menghubungkan penderitaan mereka langsung ke meja sang Bupati.
Respon spontan dan penuh empati dari Bupati Yusran Akbar ini diharapkan tidak hanya menjadi penyelesaian sementara, tetapi juga menjadi preseden baik bagi aparaturnya untuk lebih jeli dan peka dalam mendeteksi dan menangani masalah-masalah sosial yang ada di lapangan. Komitmen pribadi seorang pemimpin untuk turun tangan langsung menjadi energi positif yang dinantikan dapat memicu perubahan yang lebih sistemik dan menyeluruh bagi warga miskin dan penyandang disabilitas di Kabupaten Konawe. JM