“Penghargaan ini milik 291 desa yang berani berinovasi, petani yang bangun sebelum subuh, dan guru di pelosok terpencil,” ucapnya di hadapan para elite dan undangan di Claro Hotel Kendari. Kalimat singkat nan powerful itu bukan sekadar retorika, melainkan kristalisasi dari filosofi kepemimpinan yang menjadi kompasnya: “Membangun Desa, Menata Kota.”
KENDARI, PERSADA KITA.ID –Sebuah momen penghargaan berubah menjadi ruang apresiasi bagi para pahlawan tanpa tanda jasa di pelosok Konawe. Bupati Konawe, Yusran Akbar, S.T., dengan sikap rendah hati yang langka, menerima Sultra Award 2025 untuk kategori Tokoh Kepala Daerah Muda Inspiratif dan Inovatif, Rabu (12/11/2025) malam. Alih-alih menyampaikan pidato kemenangan, ia justru mengalihkan seluruh cahaya kejayaan kepada para petani, guru, dan desa-desa yang menjadi tulang punggung pembangunan.
Di usia ke-30 Harian Kendari Pos, Sultra Award 2025 menjadi lebih dari sekadar seremoni. Ia adalah legitimasi atas kerja nyata yang berdenyut dari desa-desa. Dari 37 tokoh inspiratif yang diapresiasi, nama Yusran Akbar mencuat bukan karena gebrakan instan, melainkan berkat konsistensinya mengeksekusi visi “Konawe Bersahaja” (Berdaya Saing, Sejahtera, Adil dan Berkelanjutan) yang ia gagas bersama Wakil Bupati Syamsul Ibrahim.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penghargaan ini adalah bukti bahwa strategi fundamentalnya—menempatkan desa sebagai episentrum pertumbuhan—telah membuahkan hasil yang mendapat pengakuan.

Dari Filsafat ke Aksi: Tiga Pilar Utama yang Mengonkretkan Gagasan
Lantas, bagaimana filsafat “Membangun Desa, Menata Kota” diwujudkan dalam langkah-langkah taktis? Jawabannya terpampang dalam tiga strategi utama:
Pemberdayaan Desa sebagai Episentrum. Baru saja berakhir, Expo Inovasi Desa (5-11 November 2025) menjadi bukti nyata. Sebanyak 291 desa berkumpul di Eks-STQ Unaaha bukan untuk seremonial, tapi sebagai pameran kekuatan riil. Di sana, UMKM berkembang, data desa diperbarui, dan digitalisasi diintegrasikan ke dalam tata kelola pemerintahan desa. Ini adalah wujud nyata dari pengakuan Yusran bahwa inovasi tak selalu datang dari kota.

Pembangunan Berbasis Klaster Unggulan. Yusran menerapkan pendekatan cerdas dengan memetakan setiap kecamatan berdasarkan potensi terbaiknya. Mulai dari klaster pertanian pangan, perkebunan dan agrowisata, hingga industri dan pariwisata. Pembangunan infrastruktur penunjang pun difokuskan untuk mengakselerasi klaster-klaster ini, menciptakan efisiensi dan memaksimalkan dampak ekonomi.
Lobi Cerdas untuk Mendatangkan Program Pusat. “Kami tidak menunggu. Kami melengkapi data, mencari, mengusulkan, lalu mengawal pelaksanaannya,” tegas Yusran pasca penerimaan penghargaan. Duetnya dengan Syamsul Ibrahim aktif menggaet program strategis seperti Dana Desa Terintegrasi, Program Prioritas Nasional (PPN) Infrastruktur, dan kemitraan dengan Kementan-KKP untuk benih unggul. Strategi pro-aktif ini memastikan Konawe tidak tertinggal dalam perebutan sumber daya pembangunan.

Sultra Award: Validasi atas Kinerja, Bukan Pencitraan
Penghargaan ini merupakan pengakuan atas hasil kerja yang fundamental. Di bawah kepemimpinannya, upaya mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Konawe melalui tiga pilar utama: kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak, menunjukkan progres. Realisasi serapan anggaran dan belanja infrastruktur hingga ke level desa, serta partisipasi publik dalam Musrenbangdes, menjadi bukti komitmennya membangun kemandirian dari akar rumput.
Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka, dalam sambutannya secara halus mengapresiasi harmoni antara kepemimpinan dan pemberitaan. “Tanpa media yang kritis dan edukatif, pembangunan bisa salah arah. Tanpa kepemimpinan yang rendah hati, media tak punya bahan berita yang inspiratif,” ujarnya, menyiratkan bahwa penghargaan untuk Yusran adalah contoh sempurna dari simbiosis mutualisme antara pemimpin yang bekerja dan media yang meliputnya.

Enam Misi ke Depan: Perjalanan Masih Panjang
Bagi Yusran, trofi Sultra Award 2025 adalah cambuk, bukan mahkota. “Kita baru di kilometer 10 dari maraton 100 km,” ujarnya dengan nada rendah hati yang khas. Untuk melanjutkan perjalanan itu, ia telah menyiapkan enam misi strategis: peningkatan kualitas SDM, penguatan daya saing ekonomi, optimalisasi tata kelola pemerintahan yang bersih, penguatan ketahanan sosial budaya, pemerataan infrastruktur desa-kota, dan implementasi pembangunan berkelanjutan.
“Konawe Bersahaja” bukan lagi mimpi di papan visi, melainkan sebuah rencana kerja yang sedang dirajut dalam setiap tindakan. Dan malam itu, Sultra Award 2025 hanyalah sebuah penanda kilometer bahwa jalan yang ditempuh Yusran Akbar dan seluruh rakyat Konawe—dari desa hingga kota—adalah jalan yang benar. JM















