“Kami tak ingin lagi ada tepuk tangan sendiri. Yang penting, rakyat merasakan manfaatnya,”
PERSADA KITA.ID| Medan
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan komitmen pemerintah dalam mengatasi kemiskinan melalui dua strategi utama: Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan Sekolah Rakyat. Hal ini disampaikan dalam kunjungan kerjanya di Sumatera Utara (Sumut), Jumat (11/4/2025), sebagai bagian dari program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Gus Ipul menjelaskan, DTSEN menjadi fondasi kebijakan penanggulangan kemiskinan dengan memastikan bantuan sosial (bansos) dan program pemberdayaan tepat sasaran. Data ini diintegrasikan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan divalidasi berdasarkan standar Badan Pusat Statistik (BPS).
“Kami targetkan kelompok desil 1 dan 2 (miskin ekstrem dan rentan). Data ini akan diserahkan ke pemerintah daerah untuk intervensi terukur,” ujarnya di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut.
Ia mengkritik praktik lama yang sering kali terfragmentasi oleh ego sektoral, sehingga menghambat efektivitas program. “DTSEN harus jadi acuan bersama. Masyarakat juga bisa berkontribusi memutakhirkan data lewat aplikasi Cek Bansos atau jalur RT/RW,” tambahnya.
Selain pendekatan ekonomi, Gus Ipul menekankan pentingnya pendidikan melalui Sekolah Rakyat. Program ini dirancang untuk membuka akses pendidikan bagi anak-anak keluarga miskin, sekaligus mengurangi ketimpangan sosial.
“Alhamdulillah, Gubernur Sumut Bobby Nasution dan para bupati/wali kota mendukung penuh. Bahkan, sudah ada 20 kabupaten/kota yang mengajukan lokasi pembangunan,” ungkapnya.
Tahun ini, Sumut akan memulai operasional 4 Sekolah Rakyat, dengan lokasi di:
1. Sentra Kementerian Sosial (2 sekolah)
2. Kabupaten Tebing Tinggi (1 sekolah)
3. Aset Pemprov Sumut (1 sekolah, hasil revitalisasi).
Gus Ipul mengapresiasi capaian Sumut yang berhasil menekan angka kemiskinan di bawah rata-rata nasional. Namun, ia mengingatkan bahwa kemiskinan ekstrem masih menjadi pekerjaan rumah.
Gubernur Bobby Nasution menyatakan kesiapan daerahnya untuk bersinergi dengan pusat. “Sesuai arahan Presiden, kami ingin warga miskin bisa tersenyum, terutama melalui pendidikan yang layak,” tegas Bobby.
Kedua program ini membutuhkan sinergi multipihak, termasuk:
– Pemerintah daerah**: Memastikan DTSEN jadi basis kebijakan dan menyediakan infrastruktur Sekolah Rakyat.
– Masyarakat: Berpartisipasi dalam validasi data dan memantau implementasi program.
– Kemensos: Memperluas cakupan bansos berbasis DTSEN dan mempercepat pembangunan Sekolah Rakyat.
“Kami tak ingin lagi ada tepuk tangan sendiri. Yang penting, rakyat merasakan manfaatnya,” pungkas Gus Ipul. (*)