Hanya hitungan jam sebelum dibuka resmi, Bupati Konawe H. Yusran Akbar ST turun langsung memastikan kesiapan Gebyar Expo Inovasi Desa 2025 di Pelataran STQ Unaaha. Dengan didampingi Forkopimda dan Ketua DPRD, Yusran blusukan ke setiap stan, berdialog dengan pelaku UMKM, dan memastikan data potensi desa terpampang transparan. Tak sekadar pameran, ajang ini jadi katalisator ekonomi mikro yang langsung menyentuh kesejahteraan warga—dengan omzet harian pelaku UMKM melonjak hingga Rp2 juta per hari!
Konawe, PERSADA KITA.ID – Kabupaten Konawe tengah menyambut momen bersejarah: Gebyar Expo Inovasi Desa 2025 resmi digelar di Pelataran STQ Unaaha sejak 5 November hingga 10 November 2025. Ajang ini bukan sekadar pameran biasa, melainkan wujud nyata transformasi desa menuju kemandirian ekonomi dan tata kelola pemerintahan yang transparan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menjelang pembukaan resmi, Bupati Konawe, H. Yusran Akbar ST, melakukan inspeksi mendadak pada Rabu (5/11/2025) sore. Ia menyisir setiap sudut lokasi pameran, mengecek kesiapan stan, berdialog langsung dengan kepala desa, dan memastikan semua potensi desa dipresentasikan secara maksimal dan mudah dipahami publik.
“Ini bukan sekadar pameran seremonial. Ini adalah gerakan ekonomi nyata yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat desa,” tegas Bupati Yusran. Ia menekankan pentingnya data akurat dan visualisasi potensi desa sebagai dasar pengambilan kebijakan pembangunan.

Dari 291 desa se-Kabupaten Konawe, masing-masing menampilkan profil lengkap: mulai dari ketahanan pangan, capaian pendidikan dan kesehatan, pembangunan infrastruktur, hingga potensi pariwisata dan ekonomi kreatif. Semua ditata rapi dalam bentuk infografis, panel digital, dan produk fisik yang interaktif.

Bupati Konawe, H. Yusran Akbar ST, blusukan ke stan UMKM Hj. Juhartin, pelaku usaha es campur yang omzetnya melonjak hingga 300% sejak Expo dibuka. Ia menekankan bahwa ajang ini bukan seremonial, melainkan gerakan ekonomi nyata dari desa.
Salah satu momen paling viral dalam inspeksi itu adalah saat Bupati Yusran menyambangi stan minuman es milik Hj. Juhartin. Pelaku UMKM ini mengaku omzetnya melonjak dari Rp300 ribu menjadi lebih dari Rp1 juta per hari sejak bergabung di Expo.
“Biasanya sepi, Pak. Tapi sejak Expo mulai dibuka, dagangan saya laris manis. Alhamdulillah sekali!” ungkap Juhartin, disambut senyum hangat Bupati. Kehadiran Yusran bukan hanya simbolis—ia benar-benar merasakan denyut ekonomi yang tumbuh dari akar desa.

Pelaku UMKM lain, Nurliati, penjual Bakso Bakar, juga mengalami peningkatan signifikan. Ia mengaku rata-rata mendapat omzet Rp2 juta per hari selama lima hari terakhir. “Dari pagi sampai sore, terus laris. Ini rezeki luar biasa buat kami,” katanya.
Potret Hj. Juhartin dan Nurliati menjadi bukti nyata bahwa Expo Inovasi Desa bukan hanya ajang pamer, tapi jembatan langsung antara produk desa dengan konsumen—sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat dan investor.
Bupati Yusran juga menegaskan bahwa data yang dipamerkan akan menjadi dasar perencanaan pembangunan. “Desa dengan potensi besar di sektor pariwisata, pertanian, atau perkebunan akan mendapat intervensi APBD,” ujarnya.
Sebagai bentuk apresiasi, Pemda Konawe akan memberikan reward khusus kepada desa-desa terbaik dalam kategori inovasi, presentasi data, dan dampak ekonomi. Penghargaan ini diharapkan memicu kompetisi sehat antardesa untuk terus berbenah dan berinovasi.
Ketua DPRD Konawe, I Made Asmaya, menyampaikan dukungan penuh. “Ini strategi jitu membangkitkan ekonomi dari bawah. Bupati tidak hanya bicara, tapi turun ke lapangan dan melihat langsung dampaknya,” ujarnya.
Pendekatan berbasis data dalam Expo ini juga menandai lompatan besar dalam tata kelola desa. Transparansi informasi memungkinkan kolaborasi dengan pihak ketiga—termasuk investor, lembaga keuangan, dan pelaku usaha—untuk ikut mengembangkan potensi lokal.
Berbagai sektor unggulan desa pun bermunculan: dari kopi robusta organik, madu trigona, kerajinan anyaman lontar, hingga ekowisata berbasis hutan mangrove. Semua dipamerkan dengan kemasan modern yang mampu bersaing di pasar regional.
Bupati Yusran menekankan bahwa inovasi desa bukan hanya soal produk, tapi juga soal sistem. “Ada desa yang menerapkan sistem digitalisasi layanan publik, ada yang menciptakan bank sampah mandiri, bahkan ada yang mengembangkan aplikasi pelaporan berbasis QR code,” paparnya bangga.
Expo ini juga menjadi ajang silaturahmi antardesa. Banyak kepala desa saling bertukar praktik baik, membangun kemitraan, bahkan merancang kolaborasi lintas wilayah—seperti paket wisata desa terpadu atau klaster UMKM bersama.
Pemerintah Daerah menargetkan ajang ini mampu menarik ribuan pengunjung selama enam hari pelaksanaan. Fasilitas pendukung seperti area parkir, panggung hiburan rakyat, dan zona kuliner telah disiapkan secara maksimal.
Selain dampak ekonomi jangka pendek, Expo ini diharapkan menciptakan efek jangka panjang: penguatan branding desa, peningkatan kapasitas SDM, dan peningkatan kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah desa.
“Kami ingin masyarakat tahu: desa bukan lagi tempat tertinggal, tapi pusat inovasi dan pertumbuhan,” kata Bupati Yusran. Ia menegaskan komitmen Pemkab Konawe untuk terus mendorong desa sebagai poros pembangunan.
Gebyar Expo Inovasi Desa 2025 juga menjadi bagian dari agenda besar Pemda Konawe dalam mewujudkan visi “Konawe Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing”. Melalui pendekatan bottom-up, pembangunan benar-benar dimulai dari desa.
Dengan antusiasme masyarakat, kesiapan infrastruktur, dan komitmen kepemimpinan Bupati Yusran Akbar, Expo Inovasi Desa Konawe 2025 diproyeksikan menjadi blueprint pembangunan desa berkelanjutan di tingkat nasional. Ini bukan hanya pameran—ini gerakan kebangkitan desa dari hati Konawe. JM















