Di Taman Makam Pahlawan Asao, Bupati Konawe Yusran Akbar, ST memimpin upacara Hari Pahlawan ke-80 dengan suara yang bergetar penuh khidmat: “Mereka berjuang bukan demi dirinya sendiri, tapi demi kita — generasi yang bahkan belum lahir saat mereka gugur.” Di sanalah, di antara makam-makam yang sunyi, api perjuangan kembali dinyalakan — bukan dengan senjata, tapi dengan tekad, ilmu, dan pengabdian.
Konawe, PERSADA KITA.ID — Di bawah langit biru yang cerah, Senin (10/11/2025), Taman Makam Pahlawan (TMP) Asao, Kec Tongauna, menjadi saksi khidmatnya upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional ke-80. Bupati Konawe, H Yusran Akbar, ST, memimpin langsung ziarah nasional yang dihadiri lengkap oleh jajaran Forkopimda, OPD, TNI–Polri, veteran, ASN, kepala desa, pelajar, hingga organisasi kemasyarakatan.

Upacara dimulai pukul 08.30 WITA dengan penghormatan kepada arwah pahlawan dan detik-detik mengheningkan cipta. Bupati Yusran membacakan amanat resmi Menteri Sosial RI, Syaifullah Yusuf, dengan suara tegas namun penuh semangat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hari ini, di bawah langit Indonesia yang merdeka, kita menundukkan kepala penuh hormat. Mereka bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, melainkan cahaya yang menerangi jalan kita hingga hari ini.”
Pidato tersebut menggugah kesadaran: dari Surabaya hingga Biak, dari Ambarawa hingga Konawe, para pahlawan berjuang bukan untuk ketenaran atau kekuasaan—tapi demi sebuah mimpi: Indonesia merdeka, adil, dan makmur.
Dalam amanatnya, Bupati menekankan nilai inti yang harus diwarisi generasi kini: Kesabaran dalam berjuang, meski dalam keterbatasan dan tekanan; Semangat kebangsaan — menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok; Pandangan jauh ke depan, yaitu perjuangan yang berorientasi pada masa depan generasi penerus.
“Kemerdekaan tidak lahir dari kebetulan. Ia lahir dari keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan,” tegas Yusran.

Perjuangan Masa Kini: Ilmu, Empati, dan Pengabdian
Bupati menegaskan bahwa medan perjuangan kini telah bergeser. “Kita tak lagi mengangkat senjata, tapi mengasah akal, memupuk empati, dan memperluas pengabdian.”
Menariknya, ia mengaitkan semangat ini dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya poin tentang:
- Penguatan ketahanan nasional,
- Pemajuan pendidikan berkualitas,
- Penegakan keadilan sosial,
- Pembangunan manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya.
“Sebagaimana para pahlawan memberi segalanya untuk Indonesia, kini giliran kita memastikan kemerdekaan ini tak sia-sia — dengan bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan melayani lebih tulus.”

Tabur Bunga dan Apresiasi untuk 11 Veteran Konawe
Usai upacara, rangkaian dilanjutkan dengan tabur bunga di makam para pahlawan. Tak kalah menyentuh, Bupati menyerahkan bingkisan dan penghargaan kepada 11 veteran asal Konawe yang masih hidup — di antaranya Muhammad Zein (92), mantan pejuang kemerdekaan yang hingga kini aktif membina generasi muda.

Dalam wawancara eksklusif, Ketua DPC LVRI Konawe, Muhammad Zein, menyampaikan pesan mendalam:
“Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kenali wajah-wajah veteran yang masih hidup. Mereka bukan masa lalu — mereka adalah jembatan antara perjuangan dan harapan.”
Zein pun mengapresiasi perhatian Pemkab Konawe atas pemberian tunjangan bulanan, jaminan kesehatan, keringanan PBB dan listrik, hingga jaminan dimakamkan di TMP Asao. Namun ia juga berharap ada tambahan bentuk penghormatan, seperti pemberian pakaian adat Konawe untuk para veteran — sebagai simbol bahwa jasa mereka melekat dalam identitas daerah.

Pesan untuk Generasi Muda: “Jadilah Pahlawan Ilmu & Kebaikan”
Sebelum menutup rangkaian, Bupati Yusran menyampaikan pesan khusus kepada pelajar dan mahasiswa:
“Kepada generasi muda Konawe, teruslah menimba ilmu setinggi-tingginya. Perjuangan kalian hari ini adalah melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan — dengan karya, inovasi, dan integritas.”
Peringatan Hari Pahlawan tahun ini mengusung tema nasional. “Pahlawanku Teladanku: Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan” — sebuah seruan bahwa kepahlawanan bukan hanya soal masa lalu, tapi gerakan berkelanjutan di masa kini dan masa depan.
Upacara berakhir dengan doa bersama, dipimpin oleh tokoh agama setempat, memohon agar arwah para pahlawan diterima di sisi-Nya, dan semangat mereka terus menyala di dada setiap anak bangsa.
Mereka rela mati demi Indonesia merdeka. Kita? berjuang dengan kerja keras, jujur, dan peduli.
Karena pahlawan bukan hanya yang gugur — tapi juga yang tak pernah lelah membangun. JM















