“Jika program MBG ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia, Konawe bisa mengalami kekurangan pasokan telur, mengingat ketergantungan pada daerah Sidrap. Oleh karena itu, persiapan dari awal sangat diperlukan,”
PERSADA ID| KONAWE – Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Aula BKPSDM Kabupaten Konawe pada Selasa (13/5/2025). Acara ini turut dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Dapil Sulawesi Tenggara H Ahmad Syafei, Wakil Bupati Konawe Syamsul Ibrahim, Ketua DPRD Konawe, Made Asmaya, Tenaga Ahli Gizi dan Promosi BGN Dedi Supardi, serta para kepala OPD, camat, lurah, kepala Puskesmas, dan kepala sekolah se-Kabupaten Konawe.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Konawe Syamsul Ibrahim menekankan pentingnya program pembenahan gizi sebagai bagian dari upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan program MBG bukan hanya menjadi tanggung jawab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), tetapi juga memerlukan keterlibatan lintas sektor.
“Ini bukan hanya tugas SPPG, tetapi tanggung jawab kita semua,” tegas Syamsul Ibrahim.
Syamsul juga mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam implementasi program MBG, terutama terkait dengan ketentuan jumlah siswa minimal yang harus dilayani oleh satu dapur umum. Menurut aturan pusat, satu dapur MBG harus melayani 2.500 hingga 3.500 siswa. Namun, beberapa kecamatan seperti Latoma hanya memiliki sekitar 780 siswa, sehingga sulit memenuhi standar tersebut.
Kendala geografis juga menjadi perhatian, di mana distribusi makanan dari dapur induk ke wilayah terpencil seperti Latoma dan Routa berpotensi menyebabkan makanan basi. Menanggapi hal ini, Pemkab Konawe mengusulkan pendekatan yang meniru model Papua, dengan pembiayaan dan pelaksanaan yang mempertimbangkan keterjangkauan wilayah.
Selain aspek kesehatan, Pemkab Konawe juga melihat program MBG sebagai peluang untuk menggerakkan ekonomi lokal. Dinas Peternakan telah diminta untuk menyiapkan produksi ayam dan telur guna memenuhi kebutuhan pangan program MBG secara mandiri.
“Jika program MBG ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia, Konawe bisa mengalami kekurangan pasokan telur, mengingat ketergantungan pada daerah Sidrap. Oleh karena itu, persiapan dari awal sangat diperlukan,” ujar Syamsul.

Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi IX H Ahmad Syafei menyampaikan komitmen dukungannya terhadap pelaksanaan program MBG di Konawe. Ia menyebutkan bahwa pemerintah pusat akan membangun 33 unit dapur MBG di wilayah tersebut.
“Saya berharap dengan sosialisasi ini, para mitra lebih giat mendukung Program MBG. Program ini merupakan bagian dari upaya menyambut Indonesia Emas 2045 dengan menyiapkan generasi yang sehat dan cerdas,” kata Ahmad Syafei.
Untuk mengatasi hambatan distribusi di wilayah-wilayah terpencil, Ahmad Syafei menambahkan bahwa akan dibangun dapur satelit di sejumlah kecamatan. Pengelolaannya akan diserahkan kepada pemerintah desa setempat, dengan tetap berkoordinasi dengan dapur induk.
Program Makan Bergizi Gratis diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kesehatan siswa, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. Pemerintah Kabupaten Konawe menyatakan komitmennya untuk terus mengupayakan solusi agar program ini dapat berjalan optimal dan sesuai dengan kondisi geografis daerah. JM