“Peningkatan impor produk AS bisa menjadi solusi untuk menyeimbangkan perdagangan kedua negara sekaligus mengurangi risiko kenaikan tarif,”
JAKARTA (persadakita.id)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, memimpin rapat koordinasi bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih serta perwakilan asosiasi usaha secara hybrid guna membahas langkah antisipasi penerapan tarif perdagangan baru oleh Amerika Serikat (AS). Rapat yang digelar di Kantor Kemenko Perekonomian ini menekankan strategi peningkatan impor dari AS dan deregulasi untuk memitigasi dampak kebijakan proteksionis Negeri Paman Sam, Senin (8/4/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Airlangga menyatakan bahwa defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia yang mencapai US$17,88 miliar pada 2024 menjadi salah satu faktor utama tekanan tarif. “Peningkatan impor produk AS bisa menjadi solusi untuk menyeimbangkan perdagangan kedua negara sekaligus mengurangi risiko kenaikan tarif,” ujarnya.
Insentif Fiskal dan Nonfiskal untuk Dongrak Ekspor-Impor
Pemerintah menyiapkan paket insentif guna memperlancar arus perdagangan, termasuk:
– Penurunan bea masuk untuk produk tertentu.
– Keringanan PPh dan PPN impor guna menekan biaya logistik.
– Penyederhanaan regulasi terkait Non-Tariff Measures (NTMs) yang kerap menghambat ekspor.
Langkah ini bertujuan menjaga daya saing produk Indonesia di pasar AS, sekaligus merespons laporan National Trade Estimate (NTE) 2025 dari US Trade Representative yang menyoroti hambatan perdagangan bilateral.
Deregulasi Jadi Prioritas, Presiden Prabowo Minta Langkah Konkret
Airlangga menegaskan komitmen pemerintah untuk melakukan perbaikan struktural melalui deregulasi, termasuk penghapusan aturan yang dinilai menghambat investasi dan perdagangan. “Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan kabinet untuk mengambil langkah strategis agar kebijakan perdagangan Indonesia tetap kompetitif,” tegasnya.
Rapat turut dihadiri oleh Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, serta perwakilan dari KADIN dan asosiasi sektor strategis. Para pelaku usaha mendorong percepatan implementasi insentif dan transparansi kebijakan guna meminimalisir gejolak pasar.
Langkah ke Depan, Sinergi Pemerintah-Swasta
Pemerintah akan segera menyusun peta jalan (roadmap) perdagangan dengan AS, termasuk negosiasi bilateral dan diversifikasi pasar ekspor. “Kami akan optimalkan kerja sama business-to-business dan diplomasi ekonomi,” pungkas Airlangga.
Analis memprediksi, kebijakan tarif AS berpotensi memengaruhi kinerja ekspor Indonesia, khususnya di sektor tekstil, elektronik, dan sawit. Namun, dengan strategi yang terukur, defisit perdagangan AS-Indonesia diharapkan bisa menyusut pada 2025. JM