“Ini implementasi Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, membangun dari desa. Kenapa jagung? Karena kita punya lahan, punya SDM, dan punya kebutuhan lokal dan nasional yang mendesak,”
Konawe, PERSADA KITA.ID – Langkah visioner Bupati Konawe H. Yusran Akbar, ST dan Wakil Bupati H. Syamsul Ibrahim, SE, MSi, dalam membangun ketahanan pangan mulai menunjukkan bentuknya yang kongkrit. Berbekal semangat “Konawe Bersahaja” dan menyelaraskan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, pemimpin muda ini tak hanya bicara wacana, tetapi langsung eksekusi di lapangan. Fokusnya: mengoptimalkan potensi pertanian dan irigasi sebagai penopang utama, dengan jagung pakan sebagai primadona baru yang diyakini akan mengerek kesejahteraan petani dan menarik investasi industri.
“Kita harus kerja ekstra untuk mempertahankan predikat Konawe sebagai lumbung pangan Sultra. Tapi tidak cukup hanya dengan beras. Kita punya lahan, SDM, dan kebutuhan nasional yang mendesak untuk swasembada jagung sebagai pakan ternak. Ini momentum kita,” tegas Bupati Yusran dalam keterangannya kepada Persadakita.id di Unaaha, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (21/11/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Gebrakan Pangan Bupati Yusran: “Satu Desa 10 Hektar Jagung” untuk Wujudkan Konawe Pusat Industri Pakan.
Lantas, sebagai salah satu lumbung pangan utama Sulawesi Tenggara (Sultra), Konawe tidak berpuas diri sampai disitu. Terobosan-terobosan strategis di sektor pertanian digeber. Salah satu strategi andalannya adalah mengembangkan klaster palawija, khususnya jagung pakan, yang diyakini akan menjadi game changer perekonomian daerah.
Optimalkan Potensi Pertanian & Irigasi, Konawe Tak Hanya Andalkan Beras
Konawe dikenal dengan produksi berasnya yang melimpah, namun Bupati Yusran melihat peluang besar di komoditas lain. “Wilayah Puriala, Lambuya, hingga Onembute akan diarahkan menjadi klaster pengembangan palawija, khususnya jagung pakan,” jelas Bupati Yusran. Pengembangan ini tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat posisi Konawe sebagai lumbung pangan strategis di Sultra.
Dukungan infrastruktur, khususnya jaringan irigasi, menjadi tulang punggung program ini. Dengan sistem irigasi yang memadai, produktivitas lahan baik untuk beras maupun palawija dapat dimaksimalkan, menjamin ketahanan pangan sepanjang tahun.
Langkah Kongkrit: Dari Pilot Project 75 Hektare hingga “Satu Desa 10 Hektare”
Bukti keseriusan Pemkab Konawe dimulai dengan mencanangkan penanaman perdana jagung hibrida pakan seluas 75 hektare di Desa Unggulino, Kecamatan Puriala yang baru lalu. Ini hanyalah pemanasan. Pada 2026, program spektakuler “Satu Desa, Sepuluh Hektare Jagung” akan diluncurkan.
“Ini implementasi Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, membangun dari desa. Kenapa jagung? Karena kita punya lahan, punya SDM, dan punya kebutuhan lokal dan nasional yang mendesak,” tegas Bupati Yusran.
Berdasarkan data Dinas TPHP, Kecamatan Puriala memiliki potensi lahan lahan kering 1.000 hektare, dengan CPCL (Cetak Sawah Baru) 200 hektare. Target 75 hektare tahun ini hanyalah permulaan. Tahun 2026, Pemda akan meluncurkan program gila-gilaan: setiap desa wajib siapkan 10 hektare lahan khusus jagung pakan. Dengan produktivitas 5 ton/hektare, bayangkan dampaknya: ratusan ribu ton jagung siap panen, harga stabil karena intervensi pemerintah, dan investor pabrik pakan ternak siap masuk.
Sinergi Brillian: Jagung Pakan untuk Dukung Dapur Makan Bergizi (MBG)
Program jagung ini bukanlah program yang berdiri sendiri. Ia merupakan tulang punggung dari program Dapur Makan Bergizi (MBG) Konawe yang telah menjangkau ribuan siswa, ibu menyusui, dan balita.
“Dengan dapur MBG yang melayani ribuan jiwa, kebutuhan pangan lokal — termasuk jagung sebagai bahan pakan ternak pendukung protein hewani — melonjak drastis. Ini tantangan sekaligus peluang emas bagi petani kita,” papar Yusran. Tercipta sebuah siklus ekonomi yang saling menguatkan: produksi jagung lokal mendukung program gizi, dan permintaan dari program gizi mendorong produksi jagung petani.
Visi Bupati Yusran melampaui sekadar panen. Ia membidik industrialisasi hilir. “Saat swasembada jagung tercapai, investor akan datang. Konawe akan jadi salah satu pusat industri pakan ternak nasional,” imbuhnya.
Dengan ketersediaan bahan baku jagung yang melimpah dan stabil, investor pabrik pakan ternak dipastikan akan tertarik menanamkan modalnya di Konawe. Hal ini akan menciptakan multiplier effect yang besar, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sebelumnya, sebagai bentuk komitmen lain terhadap ketahanan pangan, Bupati Yusran telah menyalurkan Bantuan Benih Buah dan Sayuran serta sarana produksinya untuk mendukung program MBG. Hal ini menunjukkan pendekatan yang komprehensif: tidak hanya fokus pada pangan pokok dan pakan, tetapi juga pada gizi melalui penguatan hortikultura.
Dengan strategi yang terintegrasi, dukungan data yang kuat, dan komitmen politik yang jelas, gebrakan pangan Bupati Yusran Akbar bersama Wakil Bupati Syamsul Ibrahim ini bukan lagi wacana, melainkan sebuah aksi menuju Konawe yang benar-benar Bersahaja, Konawe yang berdaya saing, Sejahtera, Adil dan Berkelanjutan. (JM).















