Konawe, PERSADA KITA.ID — Di tengah hiruk-pikuk persiapan menuju puncak acara tahunan paling ditunggu, Bupati Konawe H. Yusran Akbar, ST turun langsung memastikan kesiapan Expo Inovasi Desa 2025. Dengan penuh perhatian, ia meninjau setiap detail lokasi di Kompleks X MTQ Unaaha, mulai dari tata letak stan hingga kesiapan logistik dan keamanan, Selasa (4/11/2025).

Kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Bupati Yusran berinteraksi hangat dengan perangkat desa, pelaku UMKM, hingga pemuda yang terlibat dalam penataan stand. Ia bahkan memberikan arahan langsung agar setiap desa menonjolkan identitas lokalnya—mulai dari arsitektur stand hingga cara penyajian produk.
“Expo ini bukan ajang pamer. Ini adalah laboratorium hidup untuk inovasi desa,” tegas Yusran Akbar. Ia menekankan bahwa setiap desa harus mampu menampilkan data pembangunan, capaian program, dan kreativitas dalam mengelola potensi ekonomi lokal—baik itu pertanian, kerajinan, maupun pariwisata desa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kegiatan yang digelar pada 5 November 2025 besok, merupakan bagian strategis dari visi besar “Membangun Desa, Menata Kota: Menuju Konawe Bersahaja”. Di bawah kepemimpinan Yusran Akbar, pembangunan desa tidak lagi dipandang sebagai proyek sampingan, melainkan fondasi utama kemajuan daerah.
Asisten II Setda Konawe sekaligus Ketua Panitia, Muh. Akbar, S.P., M.Si., mengungkapkan bahwa seluruh desa dari total 291 desa—telah mengonfirmasi keikutsertaan. “Partisipasi ini luar biasa. Artinya, masyarakat desa tidak hanya menunggu, tapi bertindak,” ujarnya bangga.

Yang menarik, banyak desa mulai menggunakan bahan daur ulang dan material lokal dalam membangun stand. Ada yang memanfaatkan bambu, daun kelapa, hingga limbah pertanian sebagai elemen dekoratif—sebuah perwujudan nyata ekonomi sirkular dan kearifan lokal.
Kepala BPMD Konawe, Erdjuna Rasdjan, menambahkan bahwa Expo Desa juga menjadi sarana transparansi. “Desa wajib menampilkan laporan realisasi dana desa, capaian SDGs Desa, dan inovasi pelayanan publik. Ini ajang akuntabilitas sekaligus inspirasi,” jelasnya.

Bupati Yusran Akbar menekankan bahwa pameran ini juga menjadi ajang “matching” antara desa dengan investor, OPD, dan perguruan tinggi. “Kami ingin setiap inovasi punya jalan keluar: dibiayai, dikembangkan, dan direplikasi,” katanya.
Untuk memastikan kualitas, panitia telah membentuk tim penilai independen yang terdiri dari akademisi, praktisi UMKM, dan perwakilan media. Kriteria penilaian mencakup orisinalitas, keberlanjutan, manfaat sosial, serta daya tarik visual stand.

Masyarakat pun antusias. Ribuan warga dari berbagai kecamatan telah mendaftar sebagai relawan dan pengunjung. “Kami ingin anak-anak muda melihat bahwa desa bukan tempat ketinggalan zaman, tapi laboratorium masa depan,” kata Yusran.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga mengumumkan rencana launching “Konawe Creative Hub” pasca-Expo—sebuah pusat inkubasi bagi inovasi desa yang terpilih sebagai terbaik. “Pemenang bukan hanya dapat piala, tapi juga pendampingan dan akses pasar nasional,” ungkapnya.

Sejumlah stan unggulan telah mencuri perhatian sejak hari pertama simulasi. Ada desa yang menampilkan kopi robusta organik dengan kemasan eco-friendly, desa lain memamerkan tenun ikat dengan motif legenda lokal, bahkan ada yang menyajikan demo hidroponik vertikal berbasis IoT.

Expo Inovasi Desa 2025 juga rencananya akan dirangkai dengan seminar nasional, workshop kewirausahaan desa, dan malam apresiasi budaya. “Kami ajak semua pihak: pemerintah, swasta, media, dan akademisi—untuk bersama membangun ekosistem inovasi desa yang berkelanjutan,” tegas Yusran.
Dengan semangat gotong royong dan kreativitas tanpa batas, Kabupaten Konawe membuktikan bahwa desa bukan hanya tempat tinggal—tapi pusat inovasi, ekonomi, dan peradaban masa depan. Dan di balik semua itu, ada sosok Yusran Akbar yang tak pernah lelah memastikan bahwa setiap desa layak bersinar. Expo Inovasi Desa 2025 bukan akhir, tapi awal dari revolusi desa Konawe!. JM















