PERSADA KITA.ID | Sultra
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan Sosialisasi Penyelenggaraan Sekolah Unggulan Garuda. Kegiatan yang digelar secara virtual oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini berlangsung dari Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Sultra, Senin (14/4/2025).
Rakor dipimpin Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir, dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kementerian dan lembaga terkait, termasuk Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof. Stella Christie, serta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti.
Dalam arahannya, Tomsi Tohir meminta kepala daerah aktif menanam komoditas pangan strategis seperti bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit untuk mengendalikan inflasi. “Tidak perlu lahan luas, yang penting bisa memenuhi kebutuhan lokal,” tegasnya. Ia juga meminta data dan langkah konkret daerah dalam menstabilkan harga.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala BPS RI Amalia Widyasanti melaporkan inflasi tahunan (Maret 2025 terhadap Maret 2024) sebesar 1,03%, dengan peningkatan bulanan 1,65%. Tiga komoditas penyumbang utama inflasi Maret 2025 adalah bawang merah (24,07%), cabai rawit (13,67%), dan daging ayam ras (1,64%).
Perkembangan Harga (IPH) tertinggi di luar Jawa-Sumatera (4,16%), disusul Buton Utara (2,36%) dan Muna (1,7%). “Kendala utama adalah akses transportasi terbatas, terutama di wilayah kepulauan seperti Wakatobi,” jelas Sekda Sultra Dr. Asrun Lio. Sebaliknya, Buton Selatan dan Kolaka Timur mencatat IPH terendah berkat distribusi lancar.
Pada sesi terpisah, Wamendiktisaintek Prof. Stella Christie memaparkan program Sekolah Unggulan Garuda sebagai inisiatif Presiden Prabowo Subianto untuk memperluas akses pendidikan sains-teknologi berkualitas di daerah. “Program ini bagian dari Asta Cita, khususnya penguatan SDM dan teknologi,” ujarnya.
Pemprov Sultra berkomitmen mengendalikan inflasi melalui penguatan distribusi logistik dan produksi lokal, terutama untuk komoditas penyumbang inflasi seperti daging ayam, cabai, dan udang basah.
(JM/PERSADA KITA.ID)