Bupati Konawe Apresiasi Kades Lalomboda Pelopori Kelengkeng: Ini Bukan Sekadar Panen, Ini Gerbang Ekonomi Baru untuk Masyarakat

- Penulis

Rabu, 10 September 2025 - 17:16 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Yusran Akbar memotong buah kelengkeng pertama: 
Bupati Konawe H. Yusran Akbar ST didampingi Kepala Desa Lalombonda, Budiarto, SE, memotong buah kelengkeng New Cristal dalam acara Panen Raya di Desa Lalombonda, Rabu (10/9/2025)

Bupati Yusran Akbar memotong buah kelengkeng pertama: Bupati Konawe H. Yusran Akbar ST didampingi Kepala Desa Lalombonda, Budiarto, SE, memotong buah kelengkeng New Cristal dalam acara Panen Raya di Desa Lalombonda, Rabu (10/9/2025)

“Panen Kelengkeng Jadi Momentum: Konawe Menuju Ketahanan Pangan dan Ekonomi Berkelanjutan”

Konawe, PERSADA KITA.ID – Dalam suasana penuh semangat dan guyonan khasnya yang menghangatkan, Bupati Konawe H. Yusran Akbar, ST, menyampaikan pidato penuh makna saat menghadiri Panen Raya Kelengkeng New Cristal di Desa Lalombonda, Kecamatan Amonggedo, Rabu (10/9/2025). Acara yang dihadiri, Sekda Konawe, Dr Ferdinand, sejumlah kepada OPD, Ketua Tim Penggerak PKK, Hj Hania, SPd, MPd Gr, tokoh masyarakat dan ratusan petani, ini bukan sekadar seremoni, tapi menjadi momentum transformasi ekonomi pertanian di Kabupaten Konawe.

Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, ST, saat memrikan arahan kepada jajarannya: Bupati Konawe H. Yusran Akbar memberikan arahan strategis soal ekonomi desa, koperasi merah putih, dan program BMG selama acara panen raya

Dengan gaya bicara blak-blakan dan penuh canda, Bupati Yusran membuka pidatonya dengan apresiasi tinggi kepada Kepala Desa Lalombonda, Budiarto, SE, yang sejak 2017 menanam kelengkeng hanya sebagai hobi, namun kini menjadi pelopor agribisnis buah unggulan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dulu dikatain tidak bakal berbuah, eh sekarang manis-manis. Ini bukti kalau petani kita punya hati, punya tekad, dan punya mimpi besar. Ini bukan sekadar panen, ini gerbang ekonomi baru untuk masyarakat!” — tegas Bupati disambut tepuk tangan meriah.

Ia menekankan bahwa Kelengkeng New Cristal bukan buah biasa. Di mata pasar, kelengkeng setara dengan apel. “Ini buah elite”. Kalau ke acara resmi provinsi atau kementerian, pasti ada kelengkeng. Dan menariknya, buah kelengkeng dibeli oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Ini peluang besar!”

Bupati Yusran mengungkapkan strategi besar Pemkab Konawe yaitu “Kawasan Tematik Berbasis Potensi Desa.”

“Kita tidak bisa seperti Jawa yang satu desa satu komoditas. Di Konawe, kita buat kawasan tematik: satu kecamatan, satu komoditas unggulan. Amonggedo? Ya Kelengkeng! Plus durian, dan plus sapi!”

Ia meminta kepala desa se-Amonggedo untuk segera memberikan feedback ke dinas terkait. Soal tanaman apa yang cocok, lahan kosong berapa hektar, populasi ternak berapa ekor. Semua data itu akan jadi dasar program pemerintah.

“Jangan sampai bantuan kandang sapi diberikan ke yang bukan peternak. Jangan sampai lahan sawah baru ditolak karena masyarakat lebih suka sawit. Kita harus jujur, transparan, dan tepat sasaran!”

Salah satu program andalan Koperasi Desa Merah Putih. Bupati ingin koperasi desa menjadi pemasok utama untuk Program Makan Bergizi Gratis (BMG) yang akan menyasar 33 dapur di Konawe hingga Desember 2025.

“Kalkulasinya. Satu dapur butuh 4 ekor sapi per minggu. Kalau 33 dapur? Bisa 120 ekor per bulan! Bayangkan uang yang berputar di petani kita. Belum lagi kebutuhan buah, sayur, telur, ayam. Ini peluang emas!”

Tantangan Air & Infrastruktur: “Kita Harus Bangun Embung!”

Bupati tak menutupi tantangan utama pertanian Amonggedo soal keterbatasan irigasi.

“Bendungan tahun 80-an sulit menyuplai air ke sini. Elevasinya beda, dikisaran 25-30 meter. Jadi kita bangun embung-embung kecil. Tahun ini kita dapat bantuan normalisasi saluran irigasi — bersihkan lumpur, sedimen, rumput. Biar air bisa mengalir maksimal.”ujarnya.

Ia meminta Dinas PU, Dinas Pertanian, dan BPMD untuk segera turun tangan. “Jangan tidur harus kerja keras! Kalau perlu, rambut putih semua demi petani kita!” — candanya sambil menunjuk kepala dinas yang hadir.

Program mendesak lainnya, Peternakan Sapi: “Gemukkan 3 Bulan, Untung Rp15 Juta!”

Bupati Yusran juga mengungkap peluang besar di sektor peternakan:

“Beli sapi Rp8 juta, gemukkan 3 bulan, jual Rp11-12 juta. Untung Rp3-4 juta per ekor. Kalau beli 5 ekor? Untung Rp15-20 juta dalam 3 bulan! Ini bukan mimpi, ini nyata!”

Ia memerintahkan Dinas Peternakan untuk segera membuat program penggemukan sapi skala kecil, agar lebih banyak petani yang bisa ikut. “Jangan kasih 20 ekor ke satu orang. Kecilkan, biar merata. Dokter hewan harus turun lapangan, bantu agar sapi bisa produksi optimal setahun!”

Pesan Khusus untuk Kepala Desa & Aparat: “Jangan Tidur, Data Harus Akurat!”

Dengan nada serius, Bupati meminta seluruh kepala desa dan aparat untuk:

  • Identifikasi potensi desa secara akurat — lahan kosong, jumlah petani, populasi ternak.
  • Sosialisasikan program cetak sawah — meski tren sawit tinggi, hitung untung-ruginya secara ekonomis.
  • Bangun sinergi dengan penyuluh dan dinas — jangan biarkan program gagal karena data salah.

“Kalau ada warga tolak cetak sawah, ya tidak apa-apa. Tapi jangan nanti minta lagi. Kita prioritaskan yang mau dulu. Dana APBN ini bukan uang saya, ini uang rakyat, untuk rakyat!”

“Konawe Harus Jadi Pusat Wisata Petik Kelengkeng!”
Di penghujung pidatonya, Bupati Yusran kembali menegaskan visinya:

Baca Juga:  Semarak HUT RI ke-80 di Konawe, Gerak Jalan 17 KM dengan Pesona Monumen Kalosara & Spirit "Konawe Bersahaja"

“Saya ingin Konawe dikenal bukan hanya karena sawit, tapi karena wisata petik kelengkeng! Seperti Malang punya apel, kita punya kelengkeng! Bapak Budiarto sudah buktikan. Sekarang giliran kita semua — petani, kepala desa, dinas, koperasi — untuk membesarkan ini bersama!”

“Mari kita bangun Konawe dari desa. Karena kekuatan kita ada di bawah. Ekonomi rakyat adalah kekuatan sejati. Jangan biarkan uang BMG lari ke luar daerah. Mari kita rebut peluang ini — untuk petani, untuk anak-anak kita, untuk masa depan Konawe yang berdaulat pangan dan sejahtera!”

 

Camat Amonggedo, Hj. Megahwati Ahuddin, SSos. M Kes, saat membawakan laporannya di acara Panen Raya.

Sebelumnya, Laporan Camat Amonggedo: Daerah Multikultural dengan Potensi Pertanian Tinggi

Kecamatan Amonggedo merupakan salah satu kecamatan strategis di Kabupaten Konawe dengan luas wilayah mencapai 12.375 hektare dan populasi penduduk sekitar 11.302 jiwa. Wilayah ini terdiri dari 14 desa dan 1 kelurahan, dihuni oleh 8 suku etnis, yaitu Tolaki, Jawa, Bali, Sunda, Lombok, Bugis, Makassar, dan Selayar. Keberagaman budaya dan agama—termasuk Islam, Hindu, dan Kristiani—tidak mengurangi rasa persatuan dalam membangun daerah yang berdaya saing, sejahtera, adil, dan berkelanjutan.

Dalam laporan resminya, Camat Megahwati menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat Amonggedo adalah petani. Di samping menanam padi dan kelapa sawit, warga juga aktif memanfaatkan lahan kosong dan halaman rumah untuk menanam buah-buahan seperti mangga, durian, rambutan, langsat, dan khususnya kelengkeng, yang telah menjadi simbol baru ketahanan pangan desa.

Sekda Konawe, Dr Ferdinand saat melakukan panen Buah Kelengkeng.

Kelengkeng New Cristal: Pelopor Agribisnis Lokal

Desa Lalombonda menjadi pelopor tanaman kelengkeng di Amonggedo, dipimpin oleh Kepala Desa Budiarto, SE., yang sejak tahun 2017 mulai menanam 3 pohon kelengkeng sebagai hobi. Namun, setelah mempelajari teknik budidaya lebih lanjut, ia mengembangkan usaha ini hingga mencapai skala besar. Pada tahun 2021, tanaman kelengkeng di Desa Lalombonda mulai berkembang pesat, bahkan sempat menjadi narasumber di TVRI Kendari tentang Pembudidayaan Tanaman Kelengkeng.

Saat ini, jumlah pohon kelengkeng di enam desa prioritas—Lalombonda, Wawohine, Mataiwoi, Watulawu, Amendete, dan Puasana—mencapai sekitar 8.000 pohon, didanai melalui Program Dana Desa.

Kelengkeng varietas New Cristal menjadi unggulan karena memiliki kualitas tinggi, bisa berbuah hingga tiga kali dalam dua tahun (8–9 bulan), dengan produksi optimal mencapai 70 kg per pohon. Harga jual di pasar bervariasi antara Rp30.000 hingga Rp75.000 per kilogram, tergantung kualitas dan keindahan buah.

Untuk meningkatkan nilai tambah, panen kelengkeng tidak hanya ditujukan untuk penjualan langsung kepada pedagang, tetapi juga dikemas sebagai Wisata Petik Kelengkeng. Inisiatif ini diharapkan dapat meniru model sukses “Wisata Petik Apel” di Kota Malang, Jawa Timur.

Camat Megahwati mengungkapkan bahwa hasil panen kelengkeng nantinya akan dikerjasamakan dengan Koperasi Merah Putih untuk dijadikan bahan makanan bergizi dalam program Bantuan Makanan Bergizi (BMG), mendukung kesejahteraan masyarakat, khususnya anak-anak dan ibu hamil.

Tantangan dan Harapan Masa Depan
Meski demikian, tantangan masih ada. Kondisi irigasi di Amonggedo masih belum optimal. Dari total potensi 11 daerah irigasi seluas 1.838,94 Ha, hanya 1.134,92 Ha yang fungsional, dengan dominasi tanaman padi (1.085,92 Ha) dan jagung (49 Ha). Air di wilayah ini masih berada di bawah rata-rata, sehingga diperlukan peningkatan jaringan irigasi dan pengerukan lumpur di Waduk Bendung untuk menjamin keberlanjutan pertanian.

Selain itu, petani masih menghadapi kendala akses alat olah tanah seperti hand traktor atau roda dua, serta masalah alih fungsi lahan sawah menjadi kebun sawit. Namun, dengan dukungan pemerintah dan inisiatif masyarakat, potensi pertanian Amonggedo tetap terbuka lebar.

Panen Raya Kelengkeng New Cristal bukan sekadar perayaan panen, melainkan simbol transformasi pertanian modern di Konawe. Dari seorang petani biasa, Budiarto berhasil membawa kelengkeng menjadi komoditas unggulan yang menjanjikan. Dengan dukungan pemerintah dan kolaborasi lintas sektor, Amonggedo sedang menuju era baru: pertanian berkelanjutan, ekonomi berbasis pertanian, dan pariwisata agraris.

“Kami berharap, ke depan, Kabupaten Konawe bisa dikenal tidak hanya karena sawit, tapi juga karena wisata petik kelengkeng,” ujar Camat Megahwati dalam pidatonya, disambut tepuk tangan hangat dari hadirin.

Acara ditutup dengan pemotongan buah kelengkeng pertama oleh Bupati Yusran, diiringi doa dan tawa hangat seluruh hadirin. Tak lupa, ia mengingatkan semua pihak: “Jangan lupa kirim data ke BPMD. Dan jangan lupa… ajak saya kalau panen lagi tahun depan!” JM

Berita Terkait

KADIN Siapkan RUU Revisi UU 1987, Bamsoet Dorong Masuk Prolegnas 2026
Tindakan Cepat Gubernur Sultra! Langkah Konkret Pencegahan Keracunan Makanan Gratis di Sekolah-Sekolah
Tak Ada Lagi ‘Gaji Bayangan’! Pemda Konawe Bersihkan Tenaga Non-ASN dari Struktur Pemerintahan
3.942 Honorer di Konawe Selangkah Lagi Jadi PNS! DPRD dan Pemda Sepakat Usulkan Jadi PPPK Paruh Waktu
Bupati Konawe Tantang Kades: Berani Berubah atau Tertinggal Selamanya!
Gubernur Sultra dan Bupati Konawe Kunjungi Ponpes Al-Ikhlas Lambuya, Salurkan Bantuan Total Rp50 Juta Plus Fasilitas untuk Santri
Bupati Yusran Akbar: Desa Ujung Tombak, Tapi Jangan Salah Kelola Dana!
Bupati Yusran Akbar Tantang Konawe Jadi Lumbung Pakan Nasional: 75 ha Hari ini, 10 ha Per Desa Besok!
Berita ini 121 kali dibaca
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Senin, 29 September 2025 - 18:56 WITA

Tindakan Cepat Gubernur Sultra! Langkah Konkret Pencegahan Keracunan Makanan Gratis di Sekolah-Sekolah

Senin, 29 September 2025 - 17:32 WITA

Tak Ada Lagi ‘Gaji Bayangan’! Pemda Konawe Bersihkan Tenaga Non-ASN dari Struktur Pemerintahan

Senin, 29 September 2025 - 16:36 WITA

3.942 Honorer di Konawe Selangkah Lagi Jadi PNS! DPRD dan Pemda Sepakat Usulkan Jadi PPPK Paruh Waktu

Kamis, 25 September 2025 - 22:15 WITA

16 Siswa Alami Muntah dan Diare Diduga Sehari Sebelumnya Usai Konsumsi Makanan Program MBG, BGN Konawe Turunkan Tim Investigasi Darurat !

Kamis, 25 September 2025 - 17:47 WITA

Gubernur Sultra dan Bupati Konawe Kunjungi Ponpes Al-Ikhlas Lambuya, Salurkan Bantuan Total Rp50 Juta Plus Fasilitas untuk Santri

Kamis, 25 September 2025 - 12:33 WITA

Bupati Yusran Akbar: Desa Ujung Tombak, Tapi Jangan Salah Kelola Dana!

Senin, 22 September 2025 - 15:22 WITA

Bupati Yusran Akbar Tantang Konawe Jadi Lumbung Pakan Nasional: 75 ha Hari ini, 10 ha Per Desa Besok!

Sabtu, 20 September 2025 - 19:43 WITA

Hotel Sri Rahayu Dibobol! Polisi Ungkap Sindikat Canggih yang Jual Barang Lewat Online!

Berita Terbaru

Bambang Soesatyo (kiri) berdiskusi intens dalam rapat Tim Perumus RUU KADIN di Jakarta, Senin (29/9/2025). Mereka menyusun strategi percepatan revisi UU KADIN agar masuk Prolegnas 2026

EKONOMI & BISNIS

KADIN Siapkan RUU Revisi UU 1987, Bamsoet Dorong Masuk Prolegnas 2026

Senin, 29 Sep 2025 - 20:28 WITA

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x